MERANTI - Ribuan warga di Kabupaten Kepulauan Meranti yang mendapatkan jatah beras miskin mengaku cemas setelah ditemukannya beras raskin mengandung bahan pengawet formalin.
Dimana beras raskin itu didistribusikan Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub Drive Dumai, sejak beberapa hari lalu di beberapa kecamatan dan kelurahan yang ada di Kabupaten Kepulauan Meranti.
Terindikasinya adanya bahan pengawat formalin itu diungkapkan salah seoerang warga Sendahur Rangsang Pesisir, M Nur (67). Dia mengaku sudah menerima beras raskin yang dialokasikan pemerintah pusat tersebut.
Menurut pengakuan pria dengan 7cucu ini, kondisi raskin yang diterimanya memang kurang bagus. Meskipun kondisi raskin tidak hancur, namun raskin yang diterimanya berwarna agak kekuning-kuningan dengan bau apak dan agak asam menyengat.
Meskipun kondisi raskin tidak hancur, namun raskin yang diterimanya berwarna agak kekuning-kuningan dengan bau apak dan agak asam menyengat. Terlepas apakan raskin tersebut mengandung pengawet formalin, atau tidak dirinya kurang tahu persis.
Dijelaskannya, bagaimana bisa memastikan bahwa raskin yang diterima tersebut mengandung formalin. Untuk itu, pihaknya minta agar Pemkab Meranti segera melakukan pengujian sampel raskin ke BPOM.
Raskin yang diterima masyarakat Desa Sendahur dan Kedaburapat, memang dalam kondisi yang sama agak ke kekuning-kuningan dan baunya agak apak masam. Meskipun demikian, karena masyarakat tidak tahu dan sayang untuk dibuang, raskin tersebut tetap di ambil.
Bupati Kepulauan Meranti Irwan Nasir meminta kepada aparatur pemerintahan untuk menarik kembali beras raskin yang sudah didistribusikan ke setiap kecamatan dan kelurahan.
Sebab, kandungan formalin yang dijadikan bahan pengawet beras raskin agar tidak berkutu ini, dikhawatirkan akan memberikan dampak buruk pada kesehatan masyarakat bisa menimbulkan keracunan.
"Kita sudah perintahkan pada Sekdakab Meranti untuk menelurusi laporan ini secar cepat. Persoalan benar atau tidaknya, apapun alasannya masayarakat harus dilindungi untuk tidak mengkonsumsi raskin berformalin ini," tegas Irwan.
Menurutnya, kebijakan pemerintah dalam mengalokasikan raskin memang sangat diharapkan masyarakat miskin di Meranti. Apalagi dengan kondisi saat sekarang ini, dampak mitigasi karhutla menyebabkan kemampuan ekonomi masyarakat mulai menurun.
Disisi lainnya, harga sembako juga mulai merangkak naik. Dengan kondisi ini, tentunya raskin menjadi tumpuan harapan masyarakat. Kalau raskin yang digelontorkan pemerintah menandung formalin, situasi ini tentunya akan membahayakan dan mempersulit masyarakat.
"Sebagai bahan pengawet, formaslin jelas-jelas tidak untuk dikonsumsi dan bisa membahayakan kesehatan masyarakat. Untuk itu, Pemkab Meranti tidak mau mengambil resiko dnegan membiarkan mayarakat Meranti mengknsumsi raskin berformalin," katanya.
KONFIRMASI LANJUT : Ternyata Raskin Berformalin di Meranti Hanya Isu
Sekretaris Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau, Iqaruddin, mengungkapkan bahwa hasil dari uji laboratorium Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Pekanbaru telah menepis isu kandungan formalin dalam beras miskin (Raskin) yang beredar di Kepulauan Meranti.
Sekretaris Daerah, saat dikonfirmasi, Rabu (4/6) pagi, mengatakan terkait laporan warga tentang beras yang diduga berformalin beberapa waktu lalu itu, telah selesai ditindaklanjuti dengan melakukan uji laboratorium di BPOM Pekanbaru melalui Dinkes Kepulauan Meranti.
"Hasilnya Negatif, jadi menyangkut kandungan formalin itu hanya isu. Hasil uji laboratorium itu sudah disampaikan oleh BPOM RI di Pekanbaru, Selasa (3/6) kemarin melalui surat dengan nomor registrasi No 10 Pekanbaru dengan Nomor surat pm.04.06.852.06.2014 PNBP.29," ungkapnya.
Sekda mengimbau masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi dengan isu-isu yang belum jelas kebenarannya. Kalau ada permasalahan, masyarakat diminta menyampaikan kepada pihak berwenang agar isu itu bisa ditindaklanjuti dengan baik.
Berdasarkan surat pemberitahuan dari BPOM RI perwakilan Pekanbaru itu, lanjutnya, Pemkab Kepulauan Meranti melalui Bagian Ekonomi Sekretariat Daerah akan menyurati seluruh Pemerintah Kecamatan untuk diteruskan kepada pemerintah desa. (Sumber: wasiatnews.com)
Dimana beras raskin itu didistribusikan Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub Drive Dumai, sejak beberapa hari lalu di beberapa kecamatan dan kelurahan yang ada di Kabupaten Kepulauan Meranti.
Terindikasinya adanya bahan pengawat formalin itu diungkapkan salah seoerang warga Sendahur Rangsang Pesisir, M Nur (67). Dia mengaku sudah menerima beras raskin yang dialokasikan pemerintah pusat tersebut.
Menurut pengakuan pria dengan 7cucu ini, kondisi raskin yang diterimanya memang kurang bagus. Meskipun kondisi raskin tidak hancur, namun raskin yang diterimanya berwarna agak kekuning-kuningan dengan bau apak dan agak asam menyengat.
Meskipun kondisi raskin tidak hancur, namun raskin yang diterimanya berwarna agak kekuning-kuningan dengan bau apak dan agak asam menyengat. Terlepas apakan raskin tersebut mengandung pengawet formalin, atau tidak dirinya kurang tahu persis.
Dijelaskannya, bagaimana bisa memastikan bahwa raskin yang diterima tersebut mengandung formalin. Untuk itu, pihaknya minta agar Pemkab Meranti segera melakukan pengujian sampel raskin ke BPOM.
Raskin yang diterima masyarakat Desa Sendahur dan Kedaburapat, memang dalam kondisi yang sama agak ke kekuning-kuningan dan baunya agak apak masam. Meskipun demikian, karena masyarakat tidak tahu dan sayang untuk dibuang, raskin tersebut tetap di ambil.
Bupati Kepulauan Meranti Irwan Nasir meminta kepada aparatur pemerintahan untuk menarik kembali beras raskin yang sudah didistribusikan ke setiap kecamatan dan kelurahan.
Sebab, kandungan formalin yang dijadikan bahan pengawet beras raskin agar tidak berkutu ini, dikhawatirkan akan memberikan dampak buruk pada kesehatan masyarakat bisa menimbulkan keracunan.
"Kita sudah perintahkan pada Sekdakab Meranti untuk menelurusi laporan ini secar cepat. Persoalan benar atau tidaknya, apapun alasannya masayarakat harus dilindungi untuk tidak mengkonsumsi raskin berformalin ini," tegas Irwan.
Menurutnya, kebijakan pemerintah dalam mengalokasikan raskin memang sangat diharapkan masyarakat miskin di Meranti. Apalagi dengan kondisi saat sekarang ini, dampak mitigasi karhutla menyebabkan kemampuan ekonomi masyarakat mulai menurun.
Disisi lainnya, harga sembako juga mulai merangkak naik. Dengan kondisi ini, tentunya raskin menjadi tumpuan harapan masyarakat. Kalau raskin yang digelontorkan pemerintah menandung formalin, situasi ini tentunya akan membahayakan dan mempersulit masyarakat.
"Sebagai bahan pengawet, formaslin jelas-jelas tidak untuk dikonsumsi dan bisa membahayakan kesehatan masyarakat. Untuk itu, Pemkab Meranti tidak mau mengambil resiko dnegan membiarkan mayarakat Meranti mengknsumsi raskin berformalin," katanya.
KONFIRMASI LANJUT : Ternyata Raskin Berformalin di Meranti Hanya Isu
Sekretaris Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau, Iqaruddin, mengungkapkan bahwa hasil dari uji laboratorium Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Pekanbaru telah menepis isu kandungan formalin dalam beras miskin (Raskin) yang beredar di Kepulauan Meranti.
Sekretaris Daerah, saat dikonfirmasi, Rabu (4/6) pagi, mengatakan terkait laporan warga tentang beras yang diduga berformalin beberapa waktu lalu itu, telah selesai ditindaklanjuti dengan melakukan uji laboratorium di BPOM Pekanbaru melalui Dinkes Kepulauan Meranti.
"Hasilnya Negatif, jadi menyangkut kandungan formalin itu hanya isu. Hasil uji laboratorium itu sudah disampaikan oleh BPOM RI di Pekanbaru, Selasa (3/6) kemarin melalui surat dengan nomor registrasi No 10 Pekanbaru dengan Nomor surat pm.04.06.852.06.2014 PNBP.29," ungkapnya.
Sekda mengimbau masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi dengan isu-isu yang belum jelas kebenarannya. Kalau ada permasalahan, masyarakat diminta menyampaikan kepada pihak berwenang agar isu itu bisa ditindaklanjuti dengan baik.
Berdasarkan surat pemberitahuan dari BPOM RI perwakilan Pekanbaru itu, lanjutnya, Pemkab Kepulauan Meranti melalui Bagian Ekonomi Sekretariat Daerah akan menyurati seluruh Pemerintah Kecamatan untuk diteruskan kepada pemerintah desa. (Sumber: wasiatnews.com)
Semua informasi terbaru tentang produk Easy Test dapat anda lihat di, WEBSITE EASY TEST atau di BLOG TEST KIT SHOP
Informasi dan Pemesanan:
Email ke easy4test@yahoo.com / easy4test@gmail.com atau hubungi 085310135381, 085779721597, 087889441075.
Note:
ET Group memproduksi beberapa test kit analisis mutu pangan bermerk Easy Test dengan jenis varian antara lain Test Kit Formalin, Test Kit Boraks, Test Kit Methanil Yellow, Test Kit Rhodamine B, Test Kit Mutu Pangan 4 Varian, Test Kit Formalin Paket Industri, TEST KIT MUTU PANGAN 4 VARIAN (PAKET INDUSTRI), Test Kit Sianida, Test Kit Peroksida, Test Kit Hipoklorit (Kaporit), Test Kit Siklamat, Test Kit Sakarin, Test Kit Asam Salisilat, Test Kit Alkalinitas (Alkalinity), Test Kit Asam Sorbat, Test Kit Benzoat, Test Kit Oksalat (Oxalate), Test Kit Tiosianat (Thiocyanate), Test Kit Nitrit, Test Kit Iodat, Test Kit Oksalat, Test Kit Potassium Bromate (Kalium Bromat) dan macam-macam test kit lainnya.
EASY TEST KIT WEB SUPPORT - BAHASA INDONESIA: Easy Test Support, Penawaran Jual, Katalog Produk, ENGLISH LANGUAGE: Easy Test Support, Selling Offers, Products Catalog.
WEB SUPPORT RESMI CV. ET GROUP: CV. ET GROUP Business, Test Kit Shop, dan Easy Test Kit Info.
bahan berbahaya, bahan tambahan pangan, berita bahan berbahaya, berita kami, boraks, easy test info, formalin, methanil yellow, rhodamine b, test kit, tips cerdas
0 komentar:
Posting Komentar