SEKAYU - Maraknya ikan asin yang diduga berformalin di pasar–pasar Kabupaten Muba membuat masyarakat Muba resah. Pedagang ketakutan dagangan ikan asin mereka tidak laku dengan adanya isu ikan asin berformalin tersebut,
Hartini salah satu guru di Sekayu mengaku takut untuk mengkonsumsi ikan asin, karena saat ini banyak sekali ikan asin yang mengandung formalin, Senin (14/4/2014).
Pantauan Sripo di Pasar Perjuangan Sekayu, akibat dari isu ikan berformalin tersebut banyak pedagan mengaku rugi karena sepi pembeli, masyarakat saat ini hanya berani mengkonsumsi ikan asin yang dibuat asli oleh orang yang dikenal, jika bukan hasil olahan sendiri warga enggan untuk membeli ikan asin tersebut.
Formalin merupakan zat kimia yang digunakan untuk mengawetkan jasad orang meninggal, dengan dicampurkannya formalin tersebut kemakanan tentu akan menimbulkan penyakit yang membahayakan bagi manusia.
Hartini menceritakan, dirinya pernah membeli ikan asin dari Palembang, selama satu minggu ikan asin tersebut tidak ada perubahan sama sekali, warnanya tetap cerah dan lalatpun tidak ada yang mendekati, setelah ia bandingkan dengan ikan asin hasil olahan sendiri ikan asin yang diolah akan mudah rusak dan tetap dihinggapi lalat.
“Sejak saat itu saya lebih hati – hati dalam memilih ikan asin,” ujarnya.
Sebelumnya Badan Ketahanan Pangan BKP Kabupaten Muba, mengaku saat ini ikan asin dari luar yang mengandung formalin mulai banyak menyebar di pasar-pasar. Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Drs A Suandi melalui Kepala Bidang Kewaspadaan Pangan dan Gizi, Ir Hj Evi Marlini Johan meminta masyarakat di daerah Muba, untuk mewaspadai masuknya produk ikan asin dari luar daerah karena disinyalir mengandung formalin.
Dijelaskan Evi berdasarkan laporan dan penelitian yang dilakukan beberapa bulan yang lalu, ditemukan produk ikan asin yang beredar di pasar Perjuangan Sekayu terindikasi mengandung formalin yang membahayakan manusia. Dengan maraknya peredaran ikan tersebut seharusnya masyarakat harus mengetahui ciri-ciri dari ikan asin yang berformalin yaitu, tidak rusak hingga satu bulan, ikan asin berwarna bersih dan cerah,bau menyengat yaitu bau formalin, tidak mudah hancur, tidak dihingapi lalat seketika kita letakan ditempat terbuka, terasa pahit pedar ketika dikonsumsi.
“Masyarakat dapat melakukan proses deformalinisasi dengan cara merendam ikan asin tersebut dalam tiga macam larutan, yaitu air, air garam dan air leri atau sering di dengar dengan air bekas cucian beras. Perendaman dalam waktu beberapa saat dapat sedikit menghilangkan kadar formalin," ujarnya. Sumber : tribunnews.com
Hartini salah satu guru di Sekayu mengaku takut untuk mengkonsumsi ikan asin, karena saat ini banyak sekali ikan asin yang mengandung formalin, Senin (14/4/2014).
Pantauan Sripo di Pasar Perjuangan Sekayu, akibat dari isu ikan berformalin tersebut banyak pedagan mengaku rugi karena sepi pembeli, masyarakat saat ini hanya berani mengkonsumsi ikan asin yang dibuat asli oleh orang yang dikenal, jika bukan hasil olahan sendiri warga enggan untuk membeli ikan asin tersebut.
Formalin merupakan zat kimia yang digunakan untuk mengawetkan jasad orang meninggal, dengan dicampurkannya formalin tersebut kemakanan tentu akan menimbulkan penyakit yang membahayakan bagi manusia.
Hartini menceritakan, dirinya pernah membeli ikan asin dari Palembang, selama satu minggu ikan asin tersebut tidak ada perubahan sama sekali, warnanya tetap cerah dan lalatpun tidak ada yang mendekati, setelah ia bandingkan dengan ikan asin hasil olahan sendiri ikan asin yang diolah akan mudah rusak dan tetap dihinggapi lalat.
“Sejak saat itu saya lebih hati – hati dalam memilih ikan asin,” ujarnya.
Sebelumnya Badan Ketahanan Pangan BKP Kabupaten Muba, mengaku saat ini ikan asin dari luar yang mengandung formalin mulai banyak menyebar di pasar-pasar. Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Drs A Suandi melalui Kepala Bidang Kewaspadaan Pangan dan Gizi, Ir Hj Evi Marlini Johan meminta masyarakat di daerah Muba, untuk mewaspadai masuknya produk ikan asin dari luar daerah karena disinyalir mengandung formalin.
Dijelaskan Evi berdasarkan laporan dan penelitian yang dilakukan beberapa bulan yang lalu, ditemukan produk ikan asin yang beredar di pasar Perjuangan Sekayu terindikasi mengandung formalin yang membahayakan manusia. Dengan maraknya peredaran ikan tersebut seharusnya masyarakat harus mengetahui ciri-ciri dari ikan asin yang berformalin yaitu, tidak rusak hingga satu bulan, ikan asin berwarna bersih dan cerah,bau menyengat yaitu bau formalin, tidak mudah hancur, tidak dihingapi lalat seketika kita letakan ditempat terbuka, terasa pahit pedar ketika dikonsumsi.
“Masyarakat dapat melakukan proses deformalinisasi dengan cara merendam ikan asin tersebut dalam tiga macam larutan, yaitu air, air garam dan air leri atau sering di dengar dengan air bekas cucian beras. Perendaman dalam waktu beberapa saat dapat sedikit menghilangkan kadar formalin," ujarnya. Sumber : tribunnews.com
Note:
ET Group memproduksi beberapa test kit analisis mutu pangan bermerk Easy Test dengan jenis varian antara lain Test Kit Formalin, Test Kit Boraks, Test Kit Methanil Yellow, Test Kit Rhodamine B, Test Kit Mutu Pangan 4 Varian, Test Kit Formalin Paket Industri, TEST KIT MUTU PANGAN 4 VARIAN (PAKET INDUSTRI), Test Kit Sianida, Test Kit Peroksida, Test Kit Hipoklorit (Kaporit), Test Kit Siklamat, Test Kit Sakarin, Test Kit Asam Salisilat, Test Kit Alkalinitas (Alkalinity), Test Kit Asam Sorbat, Test Kit Benzoat, Test Kit Oksalat (Oxalate), Test Kit Tiosianat (Thiocyanate), Test Kit Nitrit, Test Kit Iodat, Test Kit Oksalat, Test Kit Potassium Bromate (Kalium Bromat) dan macam-macam test kit lainnya.
EASY TEST KIT WEB SUPPORT - BAHASA INDONESIA: Easy Test Support, Penawaran Jual, Katalog Produk, ENGLISH LANGUAGE: Easy Test Support, Selling Offers, Products Catalog.
WEB SUPPORT RESMI CV. ET GROUP: CV. ET GROUP Business, Test Kit Shop, dan Easy Test Kit Info.
bahan berbahaya, bahan tambahan pangan, berita bahan berbahaya, berita kami, boraks, easy test info, formalin, methanil yellow, rhodamine b, test kit, tips cerdas
0 komentar:
Posting Komentar