FORMALIN itu bahan berbahaya. Secara umum ada beberapa akibat jika  mengkonsumsi bahan berbahaya tersebut. Jika terhirup bisa menyebabkan  iritasi, mengenai kulit, dapat mengakibatkan luka bakar. Jika tertelan  akan menyebabkan rasa terbakar pada mulut. Jangka panjang dari  mengkonsumsi formalin dapat menyebabkan kanker dan kematian.  
Sebagai contoh, ciri-ciri ikan segar atau hasil laut berformalin adalah  tidak rusak sampai dua hari pada suhu kamar 25º C, warna insang merah  tua dan tidak cemerlang, bukan merah segar dan warna daging ikan putih  bersih, bau agak menyengat, bau formalin, dan tidak dihinggapi lalat.   “Dampak yang ditimbulkan dari mengkonsumsi formalin bisa iritasi,  menyebabkan kanker, hingga kematian,” kata Multi Juto Bhatarendro,  kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak saat melakukan diskusi mengenai  bahaya formalin dan pangan berformalin di Graha Pena Pontianak Post. 
Untuk mengetahui lebih jauh bahaya formalin bagi kesehatan dan  penyebaran formalin pada pangan di Pontianak, Pontianak Post menggelar  diskusi pada Kamis (19/4) yang menghadirkan Multi Juto Bhatarendro,  kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak, Suryatmi dari Kantor Ketahanan  Pangan Kota Pontianak, Titis Khulyatun dari Balai Besar POM di  Pontianak, Zainal Abidin dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi  Kalimantan Barat, dan Burhanuddin Haris dari Lembaga Pemberdayaan  Konsumen dan Lingkungan Kalbar. 
Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan di Pontianak Titis Khulyatun  mengatakan, tugas BPPOM di Pontianak adalah untuk melakukan pengawasan  makanan yang beredar di Pontianak apakah layak untuk dikonsumsi atau  tidak.  Menurutnya, formalin adalah bahan pengawet yang biasanya  digunakan untuk mengawetkan mayat. Namun tidak jarang, zat berbahaya  itu, biasanya digunakan untuk mengawetkan makanan seperti ikan.
Lanjut dia, berdasarkan hasil pengujian dan kajian yang dilakukan  pihaknya, praktik penyalahgunaan bahan berbahaya seperti formalin  khususnya di Pontianak sebenarnya sudah lama dilakukan.   Ia  menambahkan, tidak dapat dipungkiri ada dua permasalahan yang  menyebabkan penggunaan bahan berbahaya tersebut diantaranya karena  ketidaktahuan masyarakat dan karena tindakan kesengajaan yang dilakukan  untuk mengambil untung dari menggunakan bahan berbahaya itu. 
“Hasil uji kami pada jajanan anak dari tahun 2008 sampai 2010, sekitar  40 sampai 60 persen pangan di Pontianak tidak memenuhi syarat, dan tahun  2011cenderung mengalami penurunan,” katanya.  Sedangkan untuk hasil  tangkapan ikan dari nelayan di Pontianak, berdasarkan laporan dari  masyarakat tentang penggunaan formalin untuk hasil tangkapan ikan masih  belum teruji kebenarannya. “Yang pasti setiap pangan tidak boleh  mengandung formalin atau negatif,” tegasnya. 
Dinas Kelautan dan Perikanan Kalimantan Barat Zainal Abidin mengatakan  selama ini pihaknya telah melakukan uji coba hasil tangkapan ikan oleh  nelayan, tidak semuanya mengandung formalin.  Menurutnya, banyak media  yang dapat menyebabkan hasil tangkapan ikan dapat tercemar bahan  berbahaya itu, di antaranya penggunaan es untuk mendinginkan ikan, juga  dapat menjadi satu diantara penyebab tercemarnya hasil tangkapan ikan  oleh nelayan. “Kalau es yang digunakan nelayan ternyata mengandung  formalin, maka secara otomatis ikan akan tercemar,” ucapnya. 
Lanjut dia, berbagai upaya sudah dilakukan untuk menekan penggunaan zat  berbahaya tersebut, seperti setiap kapal nelayan yang berlabuh di  pelabuhan dengan membawa hasil tangkapan akan diuji. “Tapi kalau sudah  di pasar kita tidak bisa lagi melakukan uji, karena sudah ada instansi  yang memiliki wewenang untuk mengujinya,” katanya. 
Berdasarkan Permentan No 20 Tahun 2010 tentang Sistem Jaminan Mutu  Pangan Hasil Pertanian. Suryatmi dari Kantor Ketahanan Pangan Kota  Pontianak mengatakan pihaknya memiliki tugas untuk melakukan pengujian  pangan segar yang beredar di pasar.  Menurutnya, selama tiga tahun  terakhir, pihaknya melakukan uji sampel kepada ikan hasil tangkapan  nelayan, belum pernah ditemukan ikan hasil tangkapan nelayan Pontianak  mengandung formalin. “Kita mengambil sampel secara acak dan hasilnya  positif,” terangnya. 
Namun yang menjadi permasalahan adalah jika hasil ikan tangkapan nelayan  tidak mengandung formalin, belum tentu ikan-ikan yang dikirim dari luar  tidak terindikasi tidak berformalin. Karena pengiriman ikan secara  ilegel tersebut tidak bisa diawasi. “Ikan-ikan yang dikirim dari negara  luar secara ilegal bisa saja mengandung formalin dan ini menjadi masalah  kita bersama,” katanya.  
Banyak masalah yang menyebabkan bahan pangan seperti ikan terindikasi  berformalin, mulai dari paradigma bahwa penggunaan formalin lebih  efektif dari pada menggunakan es untuk mengawetkan hasil tangkapan ikan,  dan susahnya memutus rantai makanan penjualan zat berbahaya tersebut.  Menurut Burhanuddin Haris, Lembaga Pemberdayaan Konsumen dan Lingkungan  Kalbar, permasalahan pangan yang mengandung formalin memang dilematis.  Setidaknya ada enam lingkaran setan yang harus diatasi untuk menuntaskan  masalah tersebut diantaranya keterbatasan anggaran, bagi instansi yang  memiliki tugas untuk melakukan pengawasan. 
Menurutnya, keterbatasan anggaran selalu menjadi persoalan setiap  instansi yang memiliki tugas untuk melakukan pengawasan. Sehingga pangan  yang beredar di masyarakat benar-benar sehat dan tidak mengandung  formalin. Moral aparat menjadi sorotan LPKS Kalbar terkait masalah  penggunaan formalin pada makanan. Sebagai contoh, barang-barang dari  luar yang masuk ke Indonesia khususnya Kalbar melalui Entikong sangat  mudah dan tanpa mendapatkan pemeriksaan. “Ini juga menjadi masalah,  barang-barang dari luar masuk tanpa pengawasan,” tegasnya. 
Lanjut dia, lemahnya pengawasan, lemahnya sosialisasi, formalin mudah  didapat, lemahnya hukum, menjadi kendala untuk menyelesaikan masalah  penggunaan formalin pada makanan. “Seharusnya oknum yang secara jelas  menggunakan bahan berbahaya itu harus dihukum berat sehingga ada efek  jeranya, tapi kenyataannya tidak dengan negosiasi pelaku bisa bebas  dengan mudah,” keluhnya.  
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak, Multi J Bhatarendro, menurutnya  makanan terbaik adalah makanan yang diolah oleh keluarga. Lanjut dia,  dari hasil uji yang dilakukan pihaknya di sejumlah pasar, 56 persen  hasil survei itu tidak membuktikan makanan atau kebutuhan keluarga  seperti ikan, daging, tahu menggunakan bahan pengawet berbahaya itu. 
“Pedagang takut kalau barang dagangannya tidak laku dan busuk, jadi  harus ada yang bertugas untuk meyakinkan mereka bahwa barang dagangan  mereka pasti laku dalam sehari. Sehingga mereka tidak lagi akan  menggunakan formalin,” harapnya.   Permasalahan penggunaan formalin  telah menjadi pekerjaan rumah semua pihak termasuk masyarakat, mulai  dari memberikan kesadaran masyarakat tentang bahaya penggunaan dan  mengkonsumsi formalin dan memutuskan rantai peredaran formalin harus  dilakukan untuk menyelesaikan masalah penggunaan formalin pada pangan.   (*)
Dari Diskusi Bahaya Formalin di Graha Pena Pontianak Post Sabtu (ADONG EKO, Pontianak, 21 April 2012 , 08:43:00) - SUMBER ARTIKEL PONTIANAK POST
Note:
ET Group memproduksi beberapa test kit analisis mutu pangan bermerk Easy Test dengan jenis varian antara lain Test Kit Formalin, Test Kit Boraks, Test Kit Methanil Yellow, Test Kit Rhodamine B, Test Kit Mutu Pangan 4 Varian, Test Kit Formalin Paket Industri, TEST KIT MUTU PANGAN 4 VARIAN (PAKET INDUSTRI), Test Kit Sianida, Test Kit Peroksida, Test Kit Hipoklorit (Kaporit), Test Kit Siklamat, Test Kit Sakarin, Test Kit Asam Salisilat, Test Kit Alkalinitas (Alkalinity), Test Kit Asam Sorbat, Test Kit Benzoat, Test Kit Oksalat (Oxalate), Test Kit Tiosianat (Thiocyanate), Test Kit Nitrit, Test Kit Iodat, Test Kit Oksalat, Test Kit Potassium Bromate (Kalium Bromat) dan macam-macam test kit lainnya.
EASY TEST KIT WEB SUPPORT - BAHASA INDONESIA: Easy Test Support, Penawaran Jual, Katalog Produk, ENGLISH LANGUAGE: Easy Test Support, Selling Offers, Products Catalog.
WEB SUPPORT RESMI CV. ET GROUP: CV. ET GROUP Business, Test Kit Shop, dan Easy Test Kit Info.
ET Group memproduksi beberapa test kit analisis mutu pangan bermerk Easy Test dengan jenis varian antara lain Test Kit Formalin, Test Kit Boraks, Test Kit Methanil Yellow, Test Kit Rhodamine B, Test Kit Mutu Pangan 4 Varian, Test Kit Formalin Paket Industri, TEST KIT MUTU PANGAN 4 VARIAN (PAKET INDUSTRI), Test Kit Sianida, Test Kit Peroksida, Test Kit Hipoklorit (Kaporit), Test Kit Siklamat, Test Kit Sakarin, Test Kit Asam Salisilat, Test Kit Alkalinitas (Alkalinity), Test Kit Asam Sorbat, Test Kit Benzoat, Test Kit Oksalat (Oxalate), Test Kit Tiosianat (Thiocyanate), Test Kit Nitrit, Test Kit Iodat, Test Kit Oksalat, Test Kit Potassium Bromate (Kalium Bromat) dan macam-macam test kit lainnya.
EASY TEST KIT WEB SUPPORT - BAHASA INDONESIA: Easy Test Support, Penawaran Jual, Katalog Produk, ENGLISH LANGUAGE: Easy Test Support, Selling Offers, Products Catalog.
WEB SUPPORT RESMI CV. ET GROUP: CV. ET GROUP Business, Test Kit Shop, dan Easy Test Kit Info.
Tag:              analisis cepat, bahan berbahaya pada makanan, boraks dalam         makanan,      cyanide test kit, easy test, formalin dalam  makanan,   info      kita,   nitrite    test kit, test kit, test kit  borak, test   kit     formalin,  test   kit  methanyl   yellow, test kit  nitrit, test   kit     pewarna batik,  test   kit  rhodamin b,   test  kit sianida


0 komentar:
Posting Komentar