LARANTUKA, TIMEX-Ditemukannya ikan formalin di sejumlah daerah di NTT telah dikategorikan sebagai kejadian luar biasa (KLB). Karena itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Flores Timur (Flotim) dituntut untuk bertindak cepat menyelesaikan persoalan dan menemukan pelaku yang mencampur ikan dengan bahan kimia berbahaya itu.
Tuntutan tersebut disampaikan Forum Nelayan Bersatu saat melakukan audiens dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Flotim di aula Setda Flotim, Senin (2/2). Forum nelayan merupakan gabungan dari kelompok nelayan bagan, kelompok nelayan porsline, kelompok nelayan pole and line dan nelayan handline.
Mereka diterima Asisten I Setda Flotim, Abdul Razak Djakra, Asisten II, Petrus Pemang Liku didampingi Kadis Kelautan dan Perikanan, Erna da Silva dan Kadis Perindustrian dan Perdagangan, Fransiskus Ciku Fernandez.
Koordinator Forum Nelayan Bersatu, Yulius Paru mengatakan, informasi ikan formalin asal Flores Timur yang dipublikasi dan dibicarakan lebih dari sepekan terakhir berdampak luas. Selain merugikan para pengecer, pedagang dan pengepul ikan, informasi itu juga telah merugikan para nelayan yang mata pencaharian pokoknya adalah mencari ikan.
Menurutnya, kualitas ikan asal Flores Timur telah diakui oleh konsumen baik di dalam wilayah NTT, di daerah-daerah lainnya di Indonesia bahkan sampai ke mancanegara seperti Jepang dan Amerika Serikat.
Akan tetapi, persoalan formalin tersebut dapat menyebabkan ikan asal Flores Timur tidak diterima di pasaran. "Meski formalin itu ditemukan di ikan-ikan seperti tembang, layang maupun tongkol, tetapi dampakanya sampai ke nelayan pole and line yang menangkap tuna cakalang yang selama ini diekspor sampai ke luar negeri," katanya.
Yulius Paru yang datang bersama 20-an perwakilan nelayan berharap, Pemkab Flotim segera mengambil langkah-langkah cepat guna menyelesaikan persolan tersebut hingga tuntas. Ia juga meminta agar pengawasan dilakukan sejak dari laut hingga ke lalu lintas perdagangan ikan antarkabupaten maupun antarpulau.
"Selesaikan masalah ini secara sistematis hingga tuntas. Setelah itu sampaikan kepda publik melalui media massa tentang langkah apa saja yang sudah dilakukan pemerintah, sehingga ikan dari Flores Timur sudah bisa diterima kembali di pasaran. Kami para nelayan bisa menjamin bahwa nelayan 100 persen tidak mencampur ikan dengan formalin karena ikan-ikan kita dijual dalam keadaan hidup kepada para pengepul laut," katanya.
Hal senada disampaikan anggota forum nelayan, Paul Kedang. Menurutnya, di dalam pertemuan dengan semua kelompok nelayan beberapa waktu sebelumnya, sejumah nelayan mengungkapkan bahwa reaksi penolakan pasar atas ikan hasil tangkapan nelayan Flores Timur mulai terasa.
"Teman-teman dari Terong dan Lamahala kemarin dipertemuan kita bicara cukup keras. Mereka katakan bahwa mereka tidak bisa melaut lagi kalau ikannya tidak dibeli. kalau pemerintah tidak bertindak cepat, maka kami akan turun dengan massa yang lebih besar," katanya.
Menanggapi hal tersebut, Asisten I Setda Flotim, Abdul Razak Djakra mengatakan, pihaknya telah bekerja sama dengan Polres Flores Timur untuk melakukan investigasi kasus ikan formalin tersebut. Hal itu dilakukan untuk membuktikan kebenaran apakah ikan berformalin berasal dari Flores Timur atau tidak. Selain itu, investigasi juga untuk mengetahui, dialur manakah ikan-ikan itu dicampur dengan formalin.
Ia menduga, ada sejumlah pihak yang bermain sehingga image baik ikan Flores Timur rusak oleh isu ikan formalin. Selain nelayan, pengepul laut, pengepul darat dan para tengkulak yang menampung dan mendistribusikan ikan, tetapi juga oknum oknum lain yang bermain mata, sehingga formalin bisa digunakan di luar peruntukannya dan diluar kontrol.
"Flores Timur butuh waktu bertahun-tahun sebelum mendapat image positif bahwa ikan Flores Timur adalah ikan dengan kualitas terbaik. Tapi isu ikan formalin ini telah merusak image itu. Ini bukan cuma urusan nelayan semata. Ini juga urusan Pemerintah Kabupaten Flores Timur. Kita secepatnya berkoordinasi dengan pak Kapolres Flores Timur, sehingga di mana mata rantainya akan diketahui. Nanti kita sampaikan ke publik setelah kita mengerjakan semuanya itu," katanya.
Kadis DKP, Erna da Silva menyebutkan, pihaknya langsung bereaksi setelah penahanan ikan asal Flores Timur di Kabupaten Sikka beberapa waktu lalu. Langkah pertama yang diambil adalah membeli formalin kid. Untuk menguji apakah ikan asal Flores Timur mengandung formalin atau tidak.
Selain itu, pihaknya juga sudah melatih tiga orang tenaga di DKP untuk dapat memeriksa ikan-ikan yang masuk dan keluar Flores Timur. "Alat tes itu sudah kita gunakan seminggu terakhir. Tapi herannya sampai di Kupang ikan itu masih dinyatakan formalin. Padahal, hasil tes kita negatif. Secepatnya kita akan datangkan alat tes yang standarnya bagus. Sudah dianggarkan, secepatnya pengadaan. Yang tiga orang itu sudah pulang dari Kupang dan siap bekerja," terangnya. (krf2/ays)
Sumber artikel: timorexpress.com
Tuntutan tersebut disampaikan Forum Nelayan Bersatu saat melakukan audiens dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Flotim di aula Setda Flotim, Senin (2/2). Forum nelayan merupakan gabungan dari kelompok nelayan bagan, kelompok nelayan porsline, kelompok nelayan pole and line dan nelayan handline.
Mereka diterima Asisten I Setda Flotim, Abdul Razak Djakra, Asisten II, Petrus Pemang Liku didampingi Kadis Kelautan dan Perikanan, Erna da Silva dan Kadis Perindustrian dan Perdagangan, Fransiskus Ciku Fernandez.
Koordinator Forum Nelayan Bersatu, Yulius Paru mengatakan, informasi ikan formalin asal Flores Timur yang dipublikasi dan dibicarakan lebih dari sepekan terakhir berdampak luas. Selain merugikan para pengecer, pedagang dan pengepul ikan, informasi itu juga telah merugikan para nelayan yang mata pencaharian pokoknya adalah mencari ikan.
Menurutnya, kualitas ikan asal Flores Timur telah diakui oleh konsumen baik di dalam wilayah NTT, di daerah-daerah lainnya di Indonesia bahkan sampai ke mancanegara seperti Jepang dan Amerika Serikat.
Akan tetapi, persoalan formalin tersebut dapat menyebabkan ikan asal Flores Timur tidak diterima di pasaran. "Meski formalin itu ditemukan di ikan-ikan seperti tembang, layang maupun tongkol, tetapi dampakanya sampai ke nelayan pole and line yang menangkap tuna cakalang yang selama ini diekspor sampai ke luar negeri," katanya.
Yulius Paru yang datang bersama 20-an perwakilan nelayan berharap, Pemkab Flotim segera mengambil langkah-langkah cepat guna menyelesaikan persolan tersebut hingga tuntas. Ia juga meminta agar pengawasan dilakukan sejak dari laut hingga ke lalu lintas perdagangan ikan antarkabupaten maupun antarpulau.
"Selesaikan masalah ini secara sistematis hingga tuntas. Setelah itu sampaikan kepda publik melalui media massa tentang langkah apa saja yang sudah dilakukan pemerintah, sehingga ikan dari Flores Timur sudah bisa diterima kembali di pasaran. Kami para nelayan bisa menjamin bahwa nelayan 100 persen tidak mencampur ikan dengan formalin karena ikan-ikan kita dijual dalam keadaan hidup kepada para pengepul laut," katanya.
Hal senada disampaikan anggota forum nelayan, Paul Kedang. Menurutnya, di dalam pertemuan dengan semua kelompok nelayan beberapa waktu sebelumnya, sejumah nelayan mengungkapkan bahwa reaksi penolakan pasar atas ikan hasil tangkapan nelayan Flores Timur mulai terasa.
"Teman-teman dari Terong dan Lamahala kemarin dipertemuan kita bicara cukup keras. Mereka katakan bahwa mereka tidak bisa melaut lagi kalau ikannya tidak dibeli. kalau pemerintah tidak bertindak cepat, maka kami akan turun dengan massa yang lebih besar," katanya.
Menanggapi hal tersebut, Asisten I Setda Flotim, Abdul Razak Djakra mengatakan, pihaknya telah bekerja sama dengan Polres Flores Timur untuk melakukan investigasi kasus ikan formalin tersebut. Hal itu dilakukan untuk membuktikan kebenaran apakah ikan berformalin berasal dari Flores Timur atau tidak. Selain itu, investigasi juga untuk mengetahui, dialur manakah ikan-ikan itu dicampur dengan formalin.
Ia menduga, ada sejumlah pihak yang bermain sehingga image baik ikan Flores Timur rusak oleh isu ikan formalin. Selain nelayan, pengepul laut, pengepul darat dan para tengkulak yang menampung dan mendistribusikan ikan, tetapi juga oknum oknum lain yang bermain mata, sehingga formalin bisa digunakan di luar peruntukannya dan diluar kontrol.
"Flores Timur butuh waktu bertahun-tahun sebelum mendapat image positif bahwa ikan Flores Timur adalah ikan dengan kualitas terbaik. Tapi isu ikan formalin ini telah merusak image itu. Ini bukan cuma urusan nelayan semata. Ini juga urusan Pemerintah Kabupaten Flores Timur. Kita secepatnya berkoordinasi dengan pak Kapolres Flores Timur, sehingga di mana mata rantainya akan diketahui. Nanti kita sampaikan ke publik setelah kita mengerjakan semuanya itu," katanya.
Kadis DKP, Erna da Silva menyebutkan, pihaknya langsung bereaksi setelah penahanan ikan asal Flores Timur di Kabupaten Sikka beberapa waktu lalu. Langkah pertama yang diambil adalah membeli formalin kid. Untuk menguji apakah ikan asal Flores Timur mengandung formalin atau tidak.
Selain itu, pihaknya juga sudah melatih tiga orang tenaga di DKP untuk dapat memeriksa ikan-ikan yang masuk dan keluar Flores Timur. "Alat tes itu sudah kita gunakan seminggu terakhir. Tapi herannya sampai di Kupang ikan itu masih dinyatakan formalin. Padahal, hasil tes kita negatif. Secepatnya kita akan datangkan alat tes yang standarnya bagus. Sudah dianggarkan, secepatnya pengadaan. Yang tiga orang itu sudah pulang dari Kupang dan siap bekerja," terangnya. (krf2/ays)
Sumber artikel: timorexpress.com
Semua informasi terbaru tentang produk Easy Test dapat anda lihat di, WEBSITE EASY TEST atau di BLOG TEST KIT SHOP
Informasi dan Pemesanan:
Email ke easy4test@yahoo.com / easy4test@gmail.com atau hubungi 085310135381, 085779721597, 087889441075.
Note:
ET Group memproduksi beberapa test kit analisis mutu pangan bermerk Easy Test dengan jenis varian antara lain Test Kit Formalin, Test Kit Boraks, Test Kit Methanil Yellow, Test Kit Rhodamine B, Test Kit Mutu Pangan 4 Varian, Test Kit Formalin Paket Industri, TEST KIT MUTU PANGAN 4 VARIAN (PAKET INDUSTRI), Test Kit Sianida, Test Kit Peroksida, Test Kit Hipoklorit (Kaporit), Test Kit Siklamat, Test Kit Sakarin, Test Kit Asam Salisilat, Test Kit Alkalinitas (Alkalinity), Test Kit Asam Sorbat, Test Kit Benzoat, Test Kit Oksalat (Oxalate), Test Kit Tiosianat (Thiocyanate), Test Kit Nitrit, Test Kit Iodat, Test Kit Oksalat, Test Kit Potassium Bromate (Kalium Bromat) dan macam-macam test kit lainnya.
EASY TEST KIT WEB SUPPORT - BAHASA INDONESIA: Easy Test Support, Penawaran Jual, Katalog Produk, ENGLISH LANGUAGE: Easy Test Support, Selling Offers, Products Catalog.
WEB SUPPORT RESMI CV. ET GROUP: CV. ET GROUP Business, Test Kit Shop, dan Easy Test Kit Info.
bahan berbahaya, bahan tambahan pangan, berita bahan berbahaya, berita kami, boraks, easy test info, formalin, methanil yellow, rhodamine b, test kit, tips cerdas
0 komentar:
Posting Komentar