[BANDUNG] Kepala Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan Bandung, Supriyanto Utomo menyatakan, penelitian lembaganya di Jawa Barat (Jabar) tahun 2012 menunjukkan 17,82% dari 1.650 sampel pangan jajanan anak sekolah mempergunakan pengawet dan pewarna pakaian.
“Itu berbahaya buat kesehatan anak-anak pada jangka panjang, karena itu orang tua sebaiknya membekali anaknya dengan makanan bukan uang jajan,” kata Supriyanto dalam Roadshow Kampanye Pangan Jajanan Anak Sekolah di SD Karang Pawulang, Bandung, Kamis (14/3).
Menurut Supriyanto, penggunaan bahan berbahaya pada jajanan anak tidak lepas dari permintaan pasar. Penjual makanan tidak mungkin berdagang di sekolah apabila tidak ada yang membelinya. Karena berjualan di sekolah, biasanya makanan yang dijual harganya murah. “Untuk menjual dengan harga murah, pedagang cenderung memilih bahan baku yang murah. Pewarna kain itu lebih murah daripada pewarna untuk makanan,” ujar dia.
Selain itu, setiap makanan yang tidak habis dijual harus bisa dijual kembali. “Makanya mereka memakai pengawet seperti formalin agar tidak merugi,” imbuh Supriyanto.
Makanan yang mengandung bahan berbahaya itu bisa berdampak buruk buat kesehatan dalam jangka panjang. Penyakit gagal ginjal merupakan salah satu penyakit yang disebabkan adanya penumpukan bahan kimia berbahaya di dalam tubuh. “Anak-anak juga bisa terkena kanker hati kalau memakan jajanan yang mengandung bahan berbahaya,” Supriyanto menjelaskan.
Salah satu cara mencegahnya adalah dengan merubah perilaku orang tua pada anak-anak. Daripada memberi uang untuk jajan di sekolah, orang tua lebih baik memberikan bekal makanan kepada mereka, karena lebih terjamin kebersihan dan kesehatannya. Supriyanto mengatakan, penggunaan formalin ditemukan dalam makanan jenis tahu, baso, dan mie basah.
Sementara, zat pewarna tekstil biasa ditemukan pada jajanan berupa kerupuk, sementara pemanis buatan ditemukan pada minuman berwarna.
Roadshow Kampanye Pangan Jajanan Anak Sekolah ini merupakan bagian dari aksi nasional yang dicanangkan oleh Wakil Presiden Boediono di Jakarta pada bulan Januari 2011 lalu.
Menurut Supriyanto, sejak dicanangkan sudah ada peningkatan persentase keamanan jajanan anak sekolah. Jika pada tahun 2008-2010, tingkat keamanan jajanan anak sekolah yang memenuhi syarat secara nasional rata-ratanya hanya 56-60% saja, pada tahun 2011 meningkat jadi 65% dan tahun 2012 mencapai 76%.
“Sudah ada 8.561 SD yang kita intervensi (soal kampanye pangan jajanan anak sekolah),” kata Supriyanto.
Kepala SD Karang Pawulang, Hayati mengatakan, pihaknya terkadang mengalami kesulitan mengontrol para pedagang makanan yang berjualan di luar sekolah. Meski sudah ada beberapa pedagang yang diberikan informasi agar tidak menggunakan bahan berbahaya dalam makanannya, tetap saja ada pedagang baru yang berjualan di sekitar sekolah.
“Kami juga berharap orang tua bisa memberikan bekal kepada anak-anaknya. Tapi untuk pengawasan, informasi soal jajanan yang sehat ini juga kami berikan ke satpam di sekolah. Karena ini harus kami awasi bersama,” ujarnya.
SUMBER ARTIKEL: suarapembaruan.com ( )
“Itu berbahaya buat kesehatan anak-anak pada jangka panjang, karena itu orang tua sebaiknya membekali anaknya dengan makanan bukan uang jajan,” kata Supriyanto dalam Roadshow Kampanye Pangan Jajanan Anak Sekolah di SD Karang Pawulang, Bandung, Kamis (14/3).
Menurut Supriyanto, penggunaan bahan berbahaya pada jajanan anak tidak lepas dari permintaan pasar. Penjual makanan tidak mungkin berdagang di sekolah apabila tidak ada yang membelinya. Karena berjualan di sekolah, biasanya makanan yang dijual harganya murah. “Untuk menjual dengan harga murah, pedagang cenderung memilih bahan baku yang murah. Pewarna kain itu lebih murah daripada pewarna untuk makanan,” ujar dia.
Selain itu, setiap makanan yang tidak habis dijual harus bisa dijual kembali. “Makanya mereka memakai pengawet seperti formalin agar tidak merugi,” imbuh Supriyanto.
Makanan yang mengandung bahan berbahaya itu bisa berdampak buruk buat kesehatan dalam jangka panjang. Penyakit gagal ginjal merupakan salah satu penyakit yang disebabkan adanya penumpukan bahan kimia berbahaya di dalam tubuh. “Anak-anak juga bisa terkena kanker hati kalau memakan jajanan yang mengandung bahan berbahaya,” Supriyanto menjelaskan.
Salah satu cara mencegahnya adalah dengan merubah perilaku orang tua pada anak-anak. Daripada memberi uang untuk jajan di sekolah, orang tua lebih baik memberikan bekal makanan kepada mereka, karena lebih terjamin kebersihan dan kesehatannya. Supriyanto mengatakan, penggunaan formalin ditemukan dalam makanan jenis tahu, baso, dan mie basah.
Sementara, zat pewarna tekstil biasa ditemukan pada jajanan berupa kerupuk, sementara pemanis buatan ditemukan pada minuman berwarna.
Roadshow Kampanye Pangan Jajanan Anak Sekolah ini merupakan bagian dari aksi nasional yang dicanangkan oleh Wakil Presiden Boediono di Jakarta pada bulan Januari 2011 lalu.
Menurut Supriyanto, sejak dicanangkan sudah ada peningkatan persentase keamanan jajanan anak sekolah. Jika pada tahun 2008-2010, tingkat keamanan jajanan anak sekolah yang memenuhi syarat secara nasional rata-ratanya hanya 56-60% saja, pada tahun 2011 meningkat jadi 65% dan tahun 2012 mencapai 76%.
“Sudah ada 8.561 SD yang kita intervensi (soal kampanye pangan jajanan anak sekolah),” kata Supriyanto.
Kepala SD Karang Pawulang, Hayati mengatakan, pihaknya terkadang mengalami kesulitan mengontrol para pedagang makanan yang berjualan di luar sekolah. Meski sudah ada beberapa pedagang yang diberikan informasi agar tidak menggunakan bahan berbahaya dalam makanannya, tetap saja ada pedagang baru yang berjualan di sekitar sekolah.
“Kami juga berharap orang tua bisa memberikan bekal kepada anak-anaknya. Tapi untuk pengawasan, informasi soal jajanan yang sehat ini juga kami berikan ke satpam di sekolah. Karena ini harus kami awasi bersama,” ujarnya.
SUMBER ARTIKEL: suarapembaruan.com ( )
Note:
ET Group memproduksi beberapa test kit analisis mutu pangan bermerk Easy Test dengan jenis varian antara lain Test Kit Formalin, Test Kit Boraks, Test Kit Methanil Yellow, Test Kit Rhodamine B, Test Kit Mutu Pangan 4 Varian, Test Kit Formalin Paket Industri, TEST KIT MUTU PANGAN 4 VARIAN (PAKET INDUSTRI), Test Kit Sianida, Test Kit Peroksida, Test Kit Hipoklorit (Kaporit), Test Kit Siklamat, Test Kit Sakarin, Test Kit Asam Salisilat, Test Kit Alkalinitas (Alkalinity), Test Kit Asam Sorbat, Test Kit Benzoat, Test Kit Oksalat (Oxalate), Test Kit Tiosianat (Thiocyanate), Test Kit Nitrit, Test Kit Iodat, Test Kit Oksalat, Test Kit Potassium Bromate (Kalium Bromat) dan macam-macam test kit lainnya.
EASY TEST KIT WEB SUPPORT - BAHASA INDONESIA: Easy Test Support, Penawaran Jual, Katalog Produk, ENGLISH LANGUAGE: Easy Test Support, Selling Offers, Products Catalog.
WEB SUPPORT RESMI CV. ET GROUP: CV. ET GROUP Business, Test Kit Shop, dan Easy Test Kit Info.
bahan berbahaya, bahan tambahan pangan, berita bahan berbahaya, berita kami, boraks, easy test info, formalin, methanil yellow, rhodamine b, test kit, tips cerdas
ET Group memproduksi beberapa test kit analisis mutu pangan bermerk Easy Test dengan jenis varian antara lain Test Kit Formalin, Test Kit Boraks, Test Kit Methanil Yellow, Test Kit Rhodamine B, Test Kit Mutu Pangan 4 Varian, Test Kit Formalin Paket Industri, TEST KIT MUTU PANGAN 4 VARIAN (PAKET INDUSTRI), Test Kit Sianida, Test Kit Peroksida, Test Kit Hipoklorit (Kaporit), Test Kit Siklamat, Test Kit Sakarin, Test Kit Asam Salisilat, Test Kit Alkalinitas (Alkalinity), Test Kit Asam Sorbat, Test Kit Benzoat, Test Kit Oksalat (Oxalate), Test Kit Tiosianat (Thiocyanate), Test Kit Nitrit, Test Kit Iodat, Test Kit Oksalat, Test Kit Potassium Bromate (Kalium Bromat) dan macam-macam test kit lainnya.
EASY TEST KIT WEB SUPPORT - BAHASA INDONESIA: Easy Test Support, Penawaran Jual, Katalog Produk, ENGLISH LANGUAGE: Easy Test Support, Selling Offers, Products Catalog.
WEB SUPPORT RESMI CV. ET GROUP: CV. ET GROUP Business, Test Kit Shop, dan Easy Test Kit Info.
bahan berbahaya, bahan tambahan pangan, berita bahan berbahaya, berita kami, boraks, easy test info, formalin, methanil yellow, rhodamine b, test kit, tips cerdas
0 komentar:
Posting Komentar